Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

GAMBARAN ULTRASONOGRAFI (USG) PADA PASIEN KOLESISTITIS AKUT DENGAN KOMPLIKASI HEPATITIS

ABSTRAK
Kolesistitis akut (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demam. Keluhan yang khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan nyeri tekan serta kenaikan suhu tubuh. Kadang-kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda. Pada pemeriksaan fisik teraba masa kandung empedu, nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal (tanda murray). Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pasien perempuan berusia 54 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri pinggang kiri dan kanan. Pasien juga mengalami demam dan gelisah sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengalami mual muntah sejak 2 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 110 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 38,5oC, nyeri tekan pada abdomen regio hipokondriaka dekstra dan epigastrik. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan drastis pada angka leukosit, SGOT dan SGPT. Pemeriksaan USG abdomen memberikan kesan yang mengarah pada kolesistitis dan hepatitis. Pasien dirawatinapkan, dipasang infus, diberikan antibiotik spektrum luas, anti mual, anti nyeri, anti piretik dan direncanakan untuk dilakukan pembedahan untuk mengangkat kandung empedu.

Kata kunci : kolesistitis, hepatitis, USG, nyeri perut kanan atas


KASUS

Pasien perempuan berusia 54 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri pinggang kiri dan kanan. Pasien juga mengalami demam dan gelisah sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengalami mual muntah sejak 2 hari yang lalu. Tidak ada riwayat keluhan yang sama sebelumnya. Anggota keluarga juga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien nampak gelisah dan kesakitan, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 110 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 38,5oC, nyeri tekan pada abdomen regio hipokondriaka dekstra dan epigastrik.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan drastis pada angka leukosit, SGOT dan SGPT. Pemeriksaan USG abdomen memberikan hasil :
-     Hepar : ukuran dan ekostruktur parenkim menebal, permukaan rata, sudut lancip, tak tampak nodul, v.porta/hepatica masih normal
-     Vesika Felea : ukuran dalam batas normal, dinding menebal, tak tampak batu, tak tampak gambaran obstruksi bilier
-     Pancreas : ukuran normal, ekostruktur parenkim homogen, permukaan rata
-     Lien : ukuran normal, echostructure parenchym homogen, permukaan rata
-     Renal dextra dan sinistra : ukuran masih dalam batas normal, ekostruktur parenkim dalam batas normal, batas kortikomedular dalam batas normal, PCS tak melebar, tak tampak batu
-     VU : dinding dalam batas normal, batu (-)
Kesan : kolesistitis dan hepatitis.


DIAGNOSIS

Berdasarkan pemeriksaan radiologi, dapat ditegakkan diagnosis kerja kolesistitis dengan komplikasi hepatitis.



TERAPI

Pasien dirawatinapkan, dipasang infus, diberikan antibiotik spektrum luas, anti mual, anti nyeri, anti piretik dan direncanakan untuk dilakukan pembedahan untuk mengangkat kandung empedu.
  
DISKUSI
Kolesistitis akut (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demam. Keluhan yang khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan nyeri tekan serta kenaikan suhu tubuh. Kadang-kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda. Pada pemeriksaan fisik teraba masa kandung empedu, nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal (tanda murray). Ikterus dijumpai pada 20% kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila kadar bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya atu di saluran empedu ekstra hepatik.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien nampak gelisah dan kesakitan, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 110 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 38,5oC, nyeri tekan pada abdomen regio hipokondriaka dekstra dan epigastrik. Pemeriksaan laboratorium darah rutin menunjukkan peningkatan drastis pada angka leukosit, SGOT dan SGPT yang menjadi indikasi adanya komplikasi pada hepar.
Pada pemeriksaan USG, tanda utama pada kolesistitis akut ialah sering ditemukan batu, penebalan dinding kandung empedu, hidrops dan kadang-kadang terlihat eko cairan di sekelilingnya yang menandakan adanya perikolesistitis atau perforasi. Sering diikuti rasa nyeri pada penekanan dengan transduser yang dikenal sebagai Morgan sign positif atau positif transduser sign.
Pemeriksaan USG pada pasien ini menunjukkan adanya penebalan pada dinding vesika felea maupun pada sebagian dinding dan parenkim hepar. Sehingga memberikan kesan adanya peradangan pada kandung empedu dan hepar. Perbandingan antara persentase kerusakan pada dua atau lebih organ yang nampak melalui pemeriksaan USG dapat menjadikan dasar untuk menetapkan komplikasi atau penyebaran penyakit, dalam hal ini kerusakan pada vesika felea empat kali lebih berat dibandingkan dengan kerusakan pada hepar, sehingga dapat dikatakan bahwa radang pada vesika felea telah mengenai hepar dan menyebabkan hepatitis kronis karena berlangsung dalam waktu yang lama.
Pemeriksaan radiologi untuk kolesistitis dapat berupa USG, foto polos abdomen dan CT scan abdomen. Pada pasien ini dilakukan pencitraan dengan USG karena pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Pemeriksaann ini tidak mempunyai kontraindikasi, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita.
Jika diagnosis sudah pasti dan resikonya kecil, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat kandung empedu pada hari pertama atau kedua. Jika penderita memiliki penyakit lainnya yang meningkatkan resiko pembedahan, operasi ditunda dan dilakukan pengobatan terhadap penyakitnya. Jika serangannya mereda, kandung empedu bisa diangkat 6 minggu kemudian atau lebih. Jika terdapat komplikasi (misalnya abses, gangren atau perforasi kandung empedu), diperlukan pembedahan segera.
Pada pasien ini penatalaksanaan meliputi rawat inap, pemasangan infus, pemberian antibiotik spektrum luas, anti mual, anti nyeri, anti piretik dan direncanakan untuk dilakukan pembedahan untuk mengangkat kandung empedu.


KESIMPULAN

Kolesistitis akut (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan, dan demam. Keluhan yang khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik perut di sebelah kanan atas atau epigastrium dan nyeri tekan serta kenaikan suhu tubuh. Pemeriksaan radiologi untuk kolesistitis dapat berupa USG, foto polos abdomen dan CT scan abdomen. Pemeriksaan dengan USG banyak dipilih karena bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Pada pemeriksaan USG, tanda utama pada kolesistitis akut ialah sering ditemukan batu, penebalan dinding kandung empedu, hidrops dan kadang-kadang terlihat eko cairan di sekelilingnya yang menandakan adanya perikolesistitis atau perforasi. Sering diikuti rasa nyeri pada penekanan dengan transduser yang dikenal sebagai Morgan sign positif atau positif transduser sign. Perbandingan antara persentase kerusakan pada dua atau lebih organ yang nampak melalui pemeriksaan USG dapat menjadikan dasar untuk menetapkan komplikasi atau penyebaran penyakit, organ dengan kerusakan yang lebih minimal dikatakan sebagai organ yang terkomplikasi.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar